Minggu, 18 Desember 2011

Tugas Ilmu Sosial Dasar

“Plagiarisme sebagai pelanggaran UU Hak Cipta, Plagiarisme sebagai Pelanggaran Etika”, bagaimana pendapat anda?bagaimana solusinya? Tuliskan secara jelas, singkat dan padat.

Plagiarisme itu sendiri adalah tindakan menjiplak atau mengakui karya orang lain sebagai karya kita sendiri. Menurut saya, tindakan plagiarisme itu tindakan yang sudah pasti melanggar UU Hak Cipta dan Pelanggaran Etika. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 19 Tahun 2002.

Bagaimana solusinya? Menurut saya harus adanya pembelajaran di tingkat perguruan tinggi ini tentang plagiarisme, agar para mahasiswa dapat mengerti betul tentang pelanggaran Hak Cipta. Siapa sih yang mau karyanya diakui oleh orang lain? Apalagi jika karya itu didapat dengan pemikiran yang keras, dan dengan mudahnya diakui oleh orang lain? Saya yakin tidak ada yang mau.  Jadi, dengan adanya pengetahuan dini tentang Hak Cipta, setidaknya dapat mengurangi  jumlah Plagiarisme yang ada.

www.gunadarma.ac.id

Sabtu, 10 Desember 2011

Cinta Bagaikan Seseorang yang Menunggu Bis


         Pertamanya gua lagi iseng browsing ampe akhirnya gua nemuin blog yg isinya bagus banget walaupun udah banyak orang yg nge re-blog (posting ulang). disini gua mau re-blog lagi blog tersebut. Dan ini lah isinya


       "Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman nih ! Aku tunggu bis berikutnya aja deh." Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.." Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja. Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.


        Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor. Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju ! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.


Moral dari cerita ini: sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.


Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.


Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan sopan.


Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.


Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.


Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu?"